Monday, January 31, 2011

Membuat widgets daftar isi otomatis versi 2

 

Membuat daftar isi blog merupakan hal yang bisa kita lakukan untuk menampilan isi posting dalam blog secara lengkap dan juga bisa memudahkan pembaca untuk mengakses isi blog yang ada.

Sekarang kita akan mencoba membuat daftar isi yang menampilkan isi posting secara keseluruhan yang terbagi dalam label posting secara otomatis dalam bentuk yang berbeda. ini merupakan alternatif membuat daftar isi disamping posting membuat daftar isi otomatis dan Menampilan seluruh posting dalam satu widgets daftar isi otomatis yang dibahas beberapa waktu yang lalu.
Langkah Pertama
  1. Klik Page Element
  2. Klik Add Gadget / pada posting / halaman statik
  3.   AddGadget
  4. Klik plus button (+) for HTML/JavaScript. (img)

    HTML
  5. Copy and paste kode dibawah ini

<style scoped="scoped" type="text/css">
/* Skin for Blogger Tabbed Layout TOC */
#tabbed-toc{margin:0 auto;background-color:#224C19;-webkit-box-shadow:0 1px 3px rgba(0,0,0,.4);-moz-box-shadow:0 1px 3px rgba(0,0,0,.4);box-shadow:0 1px 3px rgba(0,0,0,.4);overflow:hidden;position:relative;color:#333}
#tabbed-toc .loading{display:block;padding:5px 10px;font:normal bold 10px/normal Helmet,Freesans,Sans-Serif;color:white}
#tabbed-toc ul,#tabbed-toc ol,#tabbed-toc li{margin:0 0;padding:0 0;list-style:none}
#tabbed-toc .toc-tabs{width:20%;float:left}
#tabbed-toc .toc-tabs li a{display:block;font:normal bold 10px/28px Helmet,Freesans,Sans-Serif;height:28px;overflow:hidden;text-overflow:ellipsis;color:#ccc;text-transform:uppercase;text-decoration:none;padding:0 12px;cursor:pointer}
#tabbed-toc .toc-tabs li a:hover{background-color:#153615;color:white}
#tabbed-toc .toc-tabs li a.active-tab{background-color:#275827;color:white;-webkit-box-shadow:-2px 2px 2px rgba(0,0,0,.5);-moz-box-shadow:-2px 2px 2px rgba(0,0,0,.5);box-shadow:-2px 2px 2px rgba(0,0,0,.5);position:relative;z-index:5;margin:0 -1px 0 0;/* cursor:text;*/}
#tabbed-toc .toc-content,#tabbed-toc .divider-layer{width:80%;float:right;background-color:white;border-left:5px solid #275827;-webkit-box-sizing:border-box;-moz-box-sizing:border-box;box-sizing:border-box}
#tabbed-toc .divider-layer{float:none;display:block;position:absolute;top:0;right:0;bottom:0;-webkit-box-shadow:0 0 7px rgba(0,0,0,.7);-moz-box-shadow:0 0 7px rgba(0,0,0,.7);box-shadow:0 0 7px rgba(0,0,0,.7)}
#tabbed-toc .panel{position:relative;z-index:5;font:normal normal 10px/normal Helmet,Freesans,Sans-Serif}
#tabbed-toc .panel li a{display:block;position:relative;font-weight:bold;font-size:11px;color:#892412;line-height:20px;height:20px;padding:0 12px;text-decoration:none;outline:none;overflow:hidden}
#tabbed-toc .panel li time{display:block;font-style:italic;font-weight:normal;font-size:10px;color:#666;float:right}
#tabbed-toc .panel li .summary{display:block;padding:10px 12px 10px;font-style:italic;border-bottom:4px solid #275827;overflow:hidden}
#tabbed-toc .panel li .summary img.thumbnail{float:left;display:block;margin:0 8px 0 0;padding:4px 4px;width:72px;height:72px;border:1px solid #dcdcdc;background-color:#fafafa}
#tabbed-toc .panel li:nth-child(even){background-color:#FFE8E3}
#tabbed-toc .panel li a:hover,#tabbed-toc .panel li a:focus,#tabbed-toc .panel li a:hover time,#tabbed-toc .panel li.bold a{background-color:#333;color:white;outline:none}
#tabbed-toc .panel li.bold a:hover,#tabbed-toc .panel li.bold a:hover time{background-color:#222}
@media (max-width:700px){#tabbed-toc{border:2px solid #333}#tabbed-toc .toc-tabs,#tabbed-toc .toc-content{overflow:hidden;width:auto;float:none;display:block}#tabbed-toc .toc-tabs li{display:inline;float:left}#tabbed-toc .toc-tabs li a,#tabbed-toc .toc-tabs li a.active-tab{background-color:#224C19;-webkit-box-shadow:2px 0 7px rgba(0,0,0,.4);-moz-box-shadow:2px 0 7px rgba(0,0,0,.4);box-shadow:2px 0 7px rgba(0,0,0,.4)}#tabbed-toc .toc-tabs li a.active-tab{background-color:white;color:#333}#tabbed-toc .toc-content{border:none}#tabbed-toc .divider-layer,#tabbed-toc .panel li time{display:none}}
</style>

<br />
<div id="tabbed-toc">
<span class="loading">Memuat...</span></div>
<script>
var tabbedTOC = {
    blogUrl: "http://www.hdesignideas.com/", // Blog URL
    containerId: "tabbed-toc", // Container ID
    activeTab: 1, // The default active tab index (default: the first tab)
    showDates: false, // `true` to show the post date
    showSummaries: false, // `true` to show the posts summaries
    numChars: 200, // Number of summary chars
    showThumbnails: false, // `true` to show the posts thumbnails (Not recommended)
    thumbSize: 40, // Thumbnail size
    noThumb: "data:image/png;base64,iVBORw0KGgoAAAANSUhEUgAAAAEAAAABCAIAAACQd1PeAAAAA3NCSVQICAjb4U/gAAAADElEQVQImWOor68HAAL+AX7vOF2TAAAAAElFTkSuQmCC", // A "no thumbnail" URL
    monthNames: [ // Array of month names
        "Januari",
        "Februari",
        "Maret",
        "April",
        "Mei",
        "Juni",
        "Juli",
        "Agustus",
        "September",
        "Oktober",
        "November",
        "Desember"
    ],
    newTabLink: true, // Open link in new window?
    maxResults: 99999, // Maximum post results
    preload: 0, // Load the feed after 0 seconds (option => time in milliseconds || "onload")
    sortAlphabetically: true, // `false` to sort posts by published date
    showNew: 7, // `false` to hide the "New!" mark in most recent posts, or define how many recent posts are to be marked
    newText: " - <em style='color:red;'>New!</em>" // HTML for the "New!" text
};
</script>
<script src="http://dte-project.googlecode.com/svn/trunk/tabbed-toc.js"></script>

Keterangan :

Kode warna merah :
Alamat url blog kamu.

Simpan dan lihat hasilnya..      CONTOH PENGGUNAAN..!
Semoga bermanfaat..!
Terima kasih..!

Thursday, January 27, 2011

Menentukan biaya keuntungan kontraktor pada rencana anggaran biaya pekerjaan

Pembangunan infrastruktur saat ini begitu pesat. Namun, pembangunan itu sepertinya tidak terencana secara profesional sebab tampaknya asal hantam kromo tanpa memperhatikan kualitas.
Kontraktor bukan tak bisa bekerja profesional dan berkualitas, tetapi faktor biaya birokrasinya yang tinggi. Semua biaya yang dikeluarkan rekanan, dibebankan terhadap pagu pekerjaan. Dengan membebankan cost kepada pagu pekerjaan, tentu kualitas menjadi taruhannya.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa kontraktor mendapatkan proyek APBD dengan upaya berbagai pendekatan sehingga pekerjaan bisa didapat. Pendekatan rekanan terhadap pejabat tidak bisa dengan tangan hampa. Maklum saja tradisi itu sudah demikian dan harus diikuti, jika tidak tentu akan ketinggalan kereta.
Dengan tradisi demikian, tentu saja cost rekanan bertambah dan belum lagi saat melaksanakan pekerjaan di lapangan. Semua cost yang dikeluarkan rekanan sejak melakukan pendekatan untuk mendapatkan pekerjaan hingga pelaksaan di lapangan dibebankan kepada pagu anggaran pekerjaan, tentu solusinya kualitas pekerjaan dikurangi ditambah lagi adanya kontraktor nakal yang berorientasi hanya pada keuntungan tanpa perduli dengan kualitas pekerjaan.
Bagaimana dengan analisa harga satuan yang ada sekarang ?
Apakah sudah memasukkan biaya keuntungan dan over head dari pelaksana ?

Dasar Perhitungan indeks bahan bangunan dan upah kerja berdasar SNI 2007
Perhitungan harga satuan pekerjaan konstruksi, yang dijabarkan dalam perkalian indeks bahan bangunan dan upah kerja dengan harga bahan bangunan dan standar pengupahan pekerja, untuk menyelesaikan per-satuan pekerjaan konstruksi
Persyaratan umum dalam perhitungan harga satuan: 
  • Perhitungan harga satuan pekerjaan berlaku untuk seluruh wilayah Indonesia, berdasarkan harga bahan dan upah kerja sesuai dengan kondisi setempat; 
  • Spesifikasi dan cara pengerjaan setiap jenis pekerjaan disesuaikan dengan standar spesifikasi teknis pekerjaan yang telah dibakukan.
Persyaratan teknis dalam perhitungan harga satuan pekerjaan:
  • Pelaksanaan perhitungan satuan pekerjaan harus didasarkan pada gambar teknis dan rencana kerja serta syarat-syarat (RKS);
  • Perhitungan indeks bahan telah ditambahkan toleransi sebesar 5%-20%, dimana di dalamnya termasuk angka susut, yang besarnya tergantung dari jenis bahan dan komposisi adukan;
  • Jam kerja efektif untuk tenaga kerja diperhitungkan 5 jam per-hari.
Kalau kita cermati teryata pada SNI tidak mencantumkan adanya nilai indeks keuntungan dan overhead dari pelaksana tentu ini akan menimbukan adanya pengelembungan harga bahan untuk menutup biaya operasional dari pelaksana dan adanya biaya birokrasi yang tidak murah.
Dalam PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA  NOMOR  54  TAHUN  2010 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH diatur adanya nilai keuntungan dan biaya overhead dari pelaksana walaupun tidak secara spesifik dinyatakan besaran dari nilai yang dimaksud.
Penjelasan perpres 54_2010 Pasal 66
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.

Ayat (3) Nilai total HPS bersifat terbuka dan tidak rahasia.
...........Yang dimaksud dengan nilai total HPS adalah hasil perhitungan seluruh volume pekerjaan dikalikan dengan Harga Satuan ditambah dengan seluruh beban pajak dan keuntungan. Rincian Harga Satuan dalamperhitungan HPS bersifat rahasia.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Huruf a
Cukup jelas.

Huruf b alat untuk menilai kewajaran penawaran termasuk rinciannya;
...............Batas tertinggi penawaran tersebut termasuk biaya overhead yang meliputi antara lain biaya keselamatan dan kesehatan kerja, keuntungan dan beban pajak.
Huruf c
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas
Ayat (7)
Huruf a
Cukup jelas
Huruf b
Cukup jelas
Huruf c
Cukup jelas
Huruf d
Cukup jelas
Huruf e
Cukup jelas
Huruf f
Cukup jelas
Huruf g
Cukup jelas

Huruf h norma indeks; dan/atau
....................Norma indeks merupakan rentang nilai harga terendah dan harga tertinggi dari suatu Barang/Jasa yang diterbitkan oleh instansi teknis terkait atau Pemerintah Daerah setempat.
Huruf i
Cukup jelas

Ayat (8) HPS disusun dengan memperhitungkan keuntungan dan biaya overhead yang dianggap wajar.
...................Contoh keuntungan dan biaya overhead yang wajar untuk Pekerjaan Konstruksi maksimal 15% (lima belas perseratus).
Dari uraian diatas kita bisa tarik kesimpulan bahwa nilai keuntungan dan biaya overhead dari kontraktor bisa dimasukkan 0% s/d 15% dari nilai fisik pekerjaan, walaupun sebenarnya nilai tersebut harus dikaji lebih jauh agar mencapai angka yang proporsional sesuai dengan jenis dan tingkat kesulitan dari pekerjaan yang dimaksud.

Konstruksi sambungan tiang rangka joglo bagian atas

 
Sambungan konstruksi susunan tiang rangka joglo bagian atas berupa sistem cathokan dan sistem purus. Sistem purus merupakan sistem konstruksi knockdown berupa tonjolan dan lubang yang saling terkaitkan / saling mengunci satu sama lain.
Sedangkan cara mendirikan tiang pada lantai dapat dilakukan dengan :
  • Sistem purus dengan umpak (ompak / bebatur).
  • Sistem ceblokan tanpa umpak.

Sistem sambungan tiang / saka pada umpak pada dasarnya juga berupa sistem purus (sistem yang sama seperti yang digunakan pada sambungan ander dan sunduk). Kata ‘purus’ secara harafiah berarti alat kelamin pria. Purus dipandang sebagai lambang laki-laki / pria, sementara umpak-nya dipandang sebagai lambang wanita. Jadi konstruksi purus ini mengandung makna serupa seperti metafora lingga-yoni (Tjahjono 1989 : 122).
Sistem konstruksi purus ini memudahkan ketika bangunan akan dibongkar untuk dipindahkan. Dalam tradisi Jawa memang dikenal istilah ‘bedhol-omah’ yaitu membongkar rumah untuk kemudian dipindahkan ke lokasi lain (Dakung, 1982: 211).
Pada sistem ceblokan tiang ditanam langsung ke lantai. Sebagai tumpuan tiang, pada bagian dasar lubang diberi alas batu. Bagian tiang yang masuk ke dalam lantai biasanya terlebih dulu dibungkus dengan tali ijuk agar tidak mudah lapuk / keropos.
Selain dinding dan tiang, pembahasan elemen vertikal penyusun ruang juga meliputi bukaan seperti pintu, jendela. Pintu dan jendela dalam desain Jawa digolongkan secara sederhana berdasarkan jumlah daun pintu / daun jendelanya. 
Adapun jenis-jenis beserta konstruksinya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.


Kusen pintu pada umumnya terbuat dari bahan kayu, namun terkadang ada yang menggunakan bahan bambu. Khusus untuk pintu depan omah-njero, di bagian bawah pintu biasanya terdapat balok yang melintang di lantai. Balok ini menimbulkan kesan pembatasan yang kuat antara bagian luar dan bagian dalam rumah. Mereka yang bertamu harus melangkah dengan hati-hati ketika memasuki omah.

Sunday, January 23, 2011

Simbol ornamen tradisional rumah adat Jawa tengah


Dalam sebuah bangunan Jawa biasanya dapat dijumpai banyak kayu yang diukir. Ornamen ukir ini sarat mengandung makna simbolis. Ornamen ini bermacam ragamnya, misalnya gunungan, tlacapan, ayam jago, ular naga, banyu-tetes,banaspati dan sebagainya. Bentuk dan makna ornamen yang akan dibahas disini dibatasi hanya pada beberapa ornamen yang umum dipakai.

Gunungan (Kayon / kekayon)
Gunungan adalah simbol dari jagad raya. Puncaknya adalah lambang keagungan dan keesaan. Bentuk simbol ini memang menyerupai gunung (seperti yang sering dipakai dalam wayang kulit). Dalam prakteknya, orang-orang Jawa memasang motif gunungan di rumah mereka sebagi pengharapan akan adanya ketenteraman dan lindungan Tuhan dalam rumah tersebut.
Lung-lungan
Sesuai dengan arti harafiah kata “lung” sendiri yang berarti batang tumbuhan yang masih muda, simbol ini berupa tangkai, buah, bunga dan daun yang distilir. Jenis tumbuhan yang sering digunakan adalah tumbuhan teratai, kluwih, melati, beringin, buah keben dsb. Simbol ini melambangkan kesuburan sebagai sumber
penghidupan di muka bumi.
Wajikan
Berasal dari kata ”wajik”, yaitu sejenis makanan dari beras ketan yang dicampur gula kelapa. Sesuai dengan namanya, wajikan berupa bentukan belah ketupat yang di tengahnya terdapat stilasi bunga.
Patran
Patran berbentuk seperti daun yang disusun berderet-deret. Biasanya patran ditempatkan di bagian bangunan yang sempit dan panjang.

Banyu-tetes
Ornamen ini biasa diletakkan bersamaan dengan patran. Sesuai dengan namanya, oranamen ini menggambarkan tetesan air hujan dari pinggiran atap (tritisan) yang berkilau-kilau memantulkan sinar matahari.
Banaspati / Kala / Kemamang
Ragam hias berbentuk wajah hantu / raksasa. Banaspati ini melambangkan raksasa yang akan menelan / memakan segala sesuatu yang jahat yang hendak masuk ke dalam rumah. Karenanya ragam hias ini biasa ditempatkan di bagian depan bangunan, seperti pagar, gerbang, atau pintu masuk.

Mengenal Tata ruang rumah adat jawa tengah

Susunan ruang dalam bangunan tradisional Jawa pada prinsipnya terdiri dari beberapa bagian ruang yaitu :
  1. Pendapa, difungsikan sebagai tempat melakukan aktivitas yang sifatnya formal (pertemuan, upacara, pagelaran seni dan sebagainya). Meskipun terletak di bagian depan, pendapa bukan merupakan ruang penerima yang mengantar orang sebelum memasuki rumah. Jalur akses masuk ke rumah yang sering terjadi adalah tidak dari depan melalui pendapa, melainkan justru memutar melalui bagian samping rumah
  2. Pringgitan, lorong penghubung (connection hall) antara pendapa dengan omah njero. Bagian pringgitan ini sering difungsikan sebagai tempat pertunjukan wayang kulit / kesenian / kegiatan publik. Emperan adalah teras depan dari bagian omah-njero. Teras depan yang biasanya lebarnya sekitar 2 meter ini merupakan tempat melakukan kegiatan umum yang sifatnya nonformal
  3. Omah njero, kadang disebut juga sebagai omah-mburi, dalem ageng atau omah. Kata omah dalam masyarakat Jawa juga digunakan sebagai istilah yang mencakup arti kedomestikan, yaitu sebagai sebuah unit tempat tinggal.
  4. Senthong-kiwa, dapat digunakan sebagai kamar tidur keluarga atau sebagai tempat penyimpanan beras dan alat bertani.
  5. Senthong tengah (krobongan), sering juga disebut sebagai boma, pedaringan, atau krobongan. Dalam gugus bangunan rumah tradisional Jawa, letak senthong-tengah ini paling dalam, paling jauh dari bagian luar. Senthong-tengah ini merupakan ruang yang menjadi pusat dari seluruh bagian rumah. ruang ini seringkali menjadi “ruang pamer” bagi keluarga penghuni rumah tersebut.Sebenarnya senthong-tengah merupakan ruang yang sakral yang sering menjadi tempat pelaksanaan upacara / ritual keluarga. Tempat ini juga menjadi ruang penyimpanan benda-benda pusaka keluarga penghuni rumah.
  6. Senthong-tengen, fungsinya sama dengan sentong kiwa
  7. Gandhok, bangunan tambahan yang mengitari sisi samping dan belakang bangunan inti.
 
tata ruang rumah rakyat biasa


    tata ruang rumah bangsawan

    Struktur ruang pada rumah tradisional Jawa ( telah diolah kembali ),
    Dakung, Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Jogjakarta
    (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah, 1982)

    Thursday, January 20, 2011

    SNI-dt-91-0014-2007 tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium









    Standar ini menetapkan indeks bahan bangunan dan indeks tenaga kerja yang dibutuhkan untuk tiap satuan pekerjaan tanah yang dapat dijadikan acuan dasar yang seragam bagi para pelaksana pembangunan gedung dan perumahan dalam menghitung besarnya harga satuan pekerjaan besi dan aluminium untuk bangunan gedung dan perumahan.

    Jenis pekerjaan besi dan aluminium yang ditetapkan meliputi:
    1. Pekerjaan pemasangan rangka atap dan talang;
    2. Pekerjaan pemasangan pintu atau jendela besi, pintu alluminium dan jendela nako, pintu gulung, pintu lipat sunscreen, venation blinds dan vertical-horizontal blinds;
    3. Pekerjaan pemasangan kawat nyamuk.
    Standar ini disusun mengacu kepada hasil pengkajian dari beberapa analisa pekerjaan yang telah diaplikasikan oleh beberapa kontraktor dengan pembanding adalah analisis BOW 1921 dan penelitian analisis biaya konstruksi.

    Download File :
    SNI-dt-91-0014-2007 tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium

    SNI-dt-91-0013-2007 tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit langit









    Standar ini menetapkan indeks bahan bangunan dan indeks tenaga kerja yang dibutuhkan untuk tiap satuan pekerjaan tanah yang dapat dijadikan acuan dasar yang seragam bagi para pelaksana pembangunan gedung dan perumahan dalam menghitung besarnya harga satuan pekerjaan langit-langit untuk bangunan gedung dan perumahan.

    Jenis pekerjaan langit-langit yang ditetapkan meliputi :
    • pekerjaan menutup rangka plafon dengan berbagai bahan penutup dan list.


    Download File :
    SNI-dt-91-0013-2007 tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit langit

    SNI-dt-91-0012-2007 tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan penutup lantai dan dinding









    Standar ini menetapkan indeks bahan bangunan dan indeks tenaga kerja yang dibutuhkan untuk tiap satuan pekerjaan tanah yang dapat dijadikan acuan dasar yang seragam bagi para pelaksana pembangunan gedung dan perumahan dalam menghitung besarnya harga satuan pekerjaan penutup lantai dan dinding untuk bangunan gedung dan perumahan. 

    Jenis pekerjaan penutup lantai dan dinding yang ditetapkan meliputi:
    1. Pekerjaan pemasangan lantai keramik, ubin abu-abu,teraso dan marmer;
    2. Pekerjaan pemasangan vinyl dan karpet;
    3. Pekerjaan pemasangan pelapis dinding dengan bahan keramik;
    4. Pekerjaan pemasangan plint dari ubin/keramik dan plint dari kayu.
    Standar ini disusun mengacu kepada hasil pengkajian dari beberapa analisa pekerjaan yang telah diaplikasikan oleh beberapa kontraktor dengan pembanding adalah analisis BOW 1921 dan penelitian analisis biaya konstruksi.

    Download File :
    SNI-dt-91-0012-2007 tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan penutup lantai dan dinding

    SNI-dt-91-0011-2007 tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu









    Standar ini menetapkan indeks bahan bangunan dan indeks tenaga kerja yang dibutuhkan untuk tiap satuan pekerjaan tanah yang dapat dijadikan acuan dasar yang seragam bagi para pelaksana pembangunan gedung dan perumahan dalam menghitung besarnya harga satuan pekerjaan kayu untuk bangunan gedung dan perumahan.

    Jenis pekerjaan kayu yang ditetapkan meliputi :
    1. Pekerjaan pembuatan atau pemasangan kusen pintu atau jendela jenis kayu kelas I, II atau III;
    2. Pekerjaan pembuatan pintu panel, pintu klamp, pintu kayu lapis (plywood, teakwood), pintu atau jendela jalusi, pintu atau jendela kaca dan pintu teakwood;
    3. Pekerjaan pembuatan kuda-kuda atap dan rangka atap jenis kayu kelas I, II atau III;
    4. Pekerjaan pembuatan rangka langit-langit jenis kayu kelas II atau III;
    5. Pekerjaan pembuatan rangka dinding dan pemasangan dinding pemisah jenis kayu kelas I, II atau III;
    6. Pekerjaan pemasangan listplank jenis kayu kelas I dan kayu kelas II.

    Standar ini disusun mengacu kepada hasil pengkajian dari beberapa analisa pekerjaan yang telah diaplikasikan oleh beberapa kontraktor dengan pembanding adalah analisis BOW 1921 dan penelitian analisis biaya konstruksi.

    Download File :
    SNI-dt-91-0011-2007 tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu

    SNI-dt-91-0010-2007 tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran









    Standar ini menetapkan indeks bahan bangunan dan indeks tenaga kerja yang dibutuhkan untuk tiap satuan pekerjaan tanah yang dapat dijadikan acuan dasar yang seragam bagi para pelaksana pembangunan gedung dan perumahan dalam menghitung besarnya harga satuan pekerjaan plesteran untuk bangunan gedung dan perumahan.
    • Jenis pekerjaan plesteran yang ditetapkan meliputi pekerjaan plesteran dalam berbagai ketebalan dan campuran, berapen dan penyelesaian akhir.
    Standar ini disusun mengacu kepada hasil pengkajian dari beberapa analisa pekerjaan yang telah diaplikasikan oleh beberapa kontraktor dengan pembanding adalah analisis BOW 1921 dan penelitian analisis biaya konstruksi.

    Download File :
    SNI-dt-91-0010-2007 tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran

    SNI-dt-91-0009-2007 tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding









    Standar ini menetapkan indeks bahan bangunan dan indeks tenaga kerja yang dibutuhkan untuk tiap satuan pekerjaan tanah yang dapat dijadikan acuan dasar yang seragam bagi para pelaksana pembangunan gedung dan perumahan dalam menghitung besarnya harga satuan pekerjaan dinding untuk bangunan gedung dan perumahan.

    Jenis pekerjaan dinding yang ditetapkan meliputi :
    • Pekerjaan dinding bata merah dengan berbagai ketebalan dan spesi;
    • Pekerjaan dinding hollow block dengan berbagai dimensi dan spesi;
    • Pekerjaan pemasangan terawang (roster) atau bata berongga.

    Download File :
    SNI-dt-91-0009-2007 tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding

    SNI-dt-91-0008-2007 tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton










    Jenis pekerjaan beton yang ditetapkan meliputi :
    1. Pekerjaan pembuatan beton f’c = 7,4 MPa (K 100) sampai dengan f’c = 31,2 MPa (K.350) untuk pekerjaan beton bertulang;
    2. Pekerjaan pemasangan water stop dan bekisting berbagai komponen struktur bangunan;
    3. Pekerjaan pembuatan pondasi, sloof, kolom, balok, dinding beton bertulang, kolom praktis dan ring balok.

    Download File :
    SNI-dt-91-0008-2007 tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton

    Sunday, January 2, 2011

    A Contemporary Kitchen Gets a Modern Makeover

    
    
    Existing Cooking Station
    
    
    This contemporary kitchen was originally designed and built as a bachelor's kitchen; and it showed. The kitchen was tucked away – out of sight, out of mind. The lines were clean and understated and not very functional. The current layout forced the cook and helpers to face a wall at all times with their backs turned to one another and to company. There was little prep space with a lot of wasted floor area floating around between the cooking, cleaning, and assembly areas.  The fixtures, appliances, and finishes were showing their age and had outlived their days as sleek and modern and were now looking drab and lifeless. The cabinets and counters had a shiny gray laminate with a cool gray tile floor and textured gray wall paper which served as the backsplash. It was time for some updating.
    
    Floor Plan of Existing Kitchen, Living, and Breakfast Room
    
    Besides the aesthetic problems facing this kitchen, the relationship between this central hub of the family and the other adjacent spaces was strained, to say the least. The kitchen was located near the living room and adjacent to the breakfast room; however flow between the spaces was interrupted by varying floor levels, partitions, and walls. All three spaces needed to be reworked, reorganized, and reoriented to allow for unity, balance, and sophistication.    
    
    Floor Plan of New Kitchen, Living, and Breakfast Room
    The new kitchen, living, and breakfast spaces needed to blend modern flare with functional rationale. The kitchen itself needed to perform equally well for special occasions where six to eight women would converge on the space at once to prepare traditional Korean cuisine and for daily use where the husband and wife could work effortlessly to cater to the three children and close friends. This all needed to be accomplished while opening the kitchen up to the living room and breakfast area. A flawless flow needed to be created to unite the spaces while allowing them to maintain their separate identity and individual functions. And of course, when all is said and done, the space should look feel and function like it was the original crowning jewel of the home.
      
    View from Existing Hall to New Kitchen
    
    The solution required a lot of redirecting of traffic flow and reorienting circulation. The wall at the end of the hall was removed to allow flow directly into the kitchen while leaving an open floor space for multiple cooks inside the kitchen itself. An island was designed at an angle to complete the kitchen triangle and allow for an unobstructed work surface, convenient storage, and place for the children to sit at stools and work on homework or eat their snack.

      
    View of New Cooking Station
    
    The cooking station remained in its original location, but became a focal element rather than a back alley nuisance. The sink and dishwasher remained along the outside wall with views to the side yard and the partition between the kitchen and breakfast room was removed. Meals could now be easily prepared and served either on the island or in the breakfast room. The existing hall was extended to form a bridge between the once separate main house and the kitchen and breakfast room. The circulation into the living room was redirected with new steps located off the hall and breakfast room. A partial wall was constructed along the extended hall to define the living room and allow for better furniture placement.
    
    View of Vertical Tile Backsplash
    Existing  Stucco Fireplace
    The finishes in all three spaces were redone. The warmth of the maple floors, stained cabinetry, and natural stone countertops replaced the austere and drab gray that had plagued the home before. The modern character of the home was update with European style cabinetry, sleek stainless steel appliances, slender glass tiles run vertically in the backsplash, and contemporary hardware, lighting, and faucets.  The seashell laced stucco was removed from the living room fireplace and replaced with a raised firebox and stacked natural stone. New cabinets and glass shelves were added to each side of the new fireplace.
    
    View of New Family Room Fireplace with Built-Ins
    
         The results are as dramatic and beautiful as they are functional. The spaces work in a clever unified balance and give warmth, harmony and purpose to this once understated and out dated kitchen. When asked how they liked their new kitchen, the client said, “It is perfect and far beyond anything we could have imagined on our own.” A modern makeover for a contemporary family.